Kata punk memiliki arti jamur yang tumbuh pada kayu yang telah membusuk. "Punk Rock" pertama kali muncul di Chicago Tribune pada tanggal 22 Maret 1970 sebagai penghormatan terhadap Ed Sanders, pendiri band Anarko-Prankster New York The Fugs.
Beberapa tahun kemudian the Ramones dan Sex Pistol membawa Punk menjadi sebuah gerakan pemberontakan kaum muda atas otoritas, kemapanan musik rock hingga kestabilan politik.
Tempo cepat, lagu-lagu pendek dan lirik yang berisi kritikan menjadi ciri utama musik. Mari menyimak sejarah para musisi pencetus punk yang berhasil mengukuhkan punk sebagai salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam sejarah musik.
The Ramones
Ramones berdiri pada tahun 1974 di Forest Hill, New York. Band ini terdiri dari John Cummings, Thomas Elderyi, Douglas Colvin dan Jeffry Hyman.
Cummings dan Elderyi awalnya membentuk sebuah High School Band bernama The Tangerine Puppets yang memainkan musik garage rock. Tangerine Puppet eksis antara tahun 1966 hingga 1967. Cumming dan Elderyi kemudian bertemu dengan Douglas Colvin yang baru pindah dari Jerman. Sedangkan Hyman adalah personil dari band glam rock, Sniper.
Formasi awal The Ramones mulai terbentuk pada permulaan tahun 1974 ketika Cummings dan Colvin mengajak Hyman untuk membentuk sebuah band. Komposisinya adalah Colvin sebagai vokalis dan rhytm guitarist, Cummings sebagai lead Guitarist dan Hyman di posisis drummer. Colvin kemudian beralih menjadi pemain bass. Colvin adalah orang pertama yang mengadopsi nama Ramone karena terinspirasi dari nama samaran Paul McCartney, Paul Ramone. Colvin kemudian mengubah namanya dari Douglas Colvin menjadi Dee Dee Ramone. Dee Dee pun mengusulkan penggunaan nama Ramone sebagai nama personil sekaligus nama band. Jeffry Hyman lantas berubah menjadi Joey Ramone dan John Cummings menjadi Johnny Ramone.
Perubahan formasi kembali terjadi di tubuh The Ramones. Dee Dee yang semula menjadi basis sekaligus vokalis merasa tidak bisa bernyanyi sambil membetot bass. Dee Dee lalu meninggalkan posisi vokalis dan hanya memainkan instrumen bass. Joey sang drummer terpilih menjadi vokalis baru The Ramones. Untuk mengisi kekosongan pada posisi drum, ditariklah Thomas Elderyi, teman seperjuangan Johnny di Tangerine Puppets. Thomas Elderyi yang terakhir bergabung juga ikut merubah namanya menjadi Tommy Ramone. Terbentuklah formasi awal The Ramones, yang terdiri dari Joey Ramone (Vokal), Johnny Ramone (Gitar), Dee Dee Ramone (Bass), dan Tommy Ramone (Drum).
Setelah tampil rutin di CBGB, sebuah klub musik di Manhattan. The Ramones merilis debut album yang berjudul Ramones pada Februari 1976. Album perdana ini berisi 14 lagu antara lain “I Wanna be Your Boyfriend” dan “Blitzkrieg Bop” yang kemudian menjadi lagu The Ramones yang paling dikenal. Fakta menarik dari album ini adalah semua lagu berdurasi di bawah tiga menit. Lagu terpanjang adalah “I Don’t Wanna Go Down To The Basement” yang berdurasi 2 :35. Sedangkan lagu terpendek adalah “Judy is A Punk” yang berdurasi 1:30. Setahun kemudian, The Ramones merilis album kedua mereka yg berjudul Leave Home disusul album ketiga Rocket to Russia yang keduanya diproduseri oleh Tony Bongiovi, sepupu dari Jon Bon Jovi. Album Rocket to Russia berhasil mencapai urutan 49 di Chart Billboard 200.
Merasa lelah melakukan tur bersama The Ramones, pada tahun 1978 Tommy memutuskan untuk keluar dari band dan beralih menjadi produser bagi The Ramones. Posisi Tommy digantikan oleh Marc Bell yang namanya kemudian berubah menjadi Marky Ramone. Marky bermain bersama The Ramones hingga 1983. Dia kemudian dikeluarkan karena masalah ketergantungan alkohol. Marky digantikan oleh Richard Reinhardt alias Richie Ramone. The Ramones terus berkarir sambil menyandang predikat sebagai band Punk Rock mula-mula hingga tahun 1995. Sepanjang karirnya The Ramones berhasil merilis 14 album studio yakni : Ramones (1976), Leave Home (1977), Rocket to Russia (1977), Road to Ruin (1978), End of the Century (1980), Pleasant Dreams (1981), Subterranean Jungle (1983), Too Tough to Die (1984), Animal Boy (1986), Halfway to Sanity (1987), Brain Drain (1989), Mondo Bizarro (1992), Acid Eaters (1993) dan Adios Amigos (1995). The Ramones memutuskan menjadikan Adios Amigos sebagai break-up album yang sayangnya gagal mencapai kesuksesan komersil. The Ramones tampil untuk terakhir kalinya di Hollywood pada tanggal 6 Agustus 1996.
Musik The Ramones dianggap sebagai cetak biru Punk Rock. The Ramones menjadi inspirasi bagi band-band punk seperti Dead Kennedys, Social Distortion hingga Green Day.
Tommy Ramone adalah satu-satunya personil asli The Ramones yang masih hidup. Joey Ramone meninggal pada 15 April 2001 di New York. Dee Dee meninggal tanggal 5 juni tahun 2002. Dua tahun kemudian Gitaris Johnny meninggal di Los Angeles pada 15 September di usia 55 tahun.
Dua album telah dirilis sebagai bentuk penghormatan atas kiprah The Ramones di dunia musik. Yang pertama adalah Gabba Gabba Hey : A Tribute to The Ramones yang dirilis tahun 1991. Album ini berisi lagu-lagu The Ramones yang dibawakan oleh musisi-musisi seperti The Flesh Eaters, L7 dan Bad Religion. Album kedua yang lebih populer berjudul We’re A Happy Family : A Tribute to Ramones yang diisi antara lain oleh Green Day, U2, Metallica, Red Hot Chilli Pappers, Rancid dan Marylin Manson.
The Sex Pistols
The Sex pistols mungkin satu-satunya band legendaris yang hanya mengeluarkan satu album. Sejarah mencatat, satu-satunya album studio Sex Pistols adalah Never Mind the Bollocks, Here’s the Sex Pistols yang dirilis 28 Oktober 1977. Fakta menarik lainnya adalah The sex pistols hanya aktif selama dua setengah tahun sebelum reuni mereka di tahun 1996. mereka pun diberi gelar one of the most influential acts in the history of popular music.
Formasi awal The Sex Pistols terdiri dari John Lydon a.k.a. Johnny Rotten (vokal), Steve Jones (Gitar),Glenn Matlock (Bass) dan Paul Cook (Drum). Sex memulai aksi mereka dengan tampil di acara-acara sekolah sambil menyebar wabah punk dan mencari massa. Perhatian besar pertama kali mereka dapatkan saat tampil dalam acara mendukung Eddie and The Hot Rods pada tanggal 12 Februari 1976
Sex merilis single Anarchy in the U.K. yang merupakan cikal bakal perlawanan punk. Lagu ini mencerminkan ideologi radikal baru yang menentang kekuasaan. Selain dari segi lirik lagu ini juga menancapkan perubahan dalam hal sound. Mejalah Rolling Stone menulis “ inilah awal dari sebuah sound revolution : Riff gitar punk yang meledak-ledak ditambah teriakan Johnny Rotten yang terdengar seperti setan”. Meskipun lagu Anarchy in the U.K. bukanlah lagu punk pertama di Inggris, tetapi lagu ini menjadi sangat berpengaruh karena berisi lirik gaya baru yang menghubungkan musik punk dengan isu politik. Lirik yang anti anti monarki membuat Sex Pistols tampil beda di antara sekian banyak band punk di Inggris. Lagu ini juga menjadi contoh musik rock yang digunakan sebagai senjata ideologis. Wabah Anarchy in the U.K. didukung oleh penyebaran sampul “anarchy flag” yang legendaris karya Jamie Raid. Sebuah gambar bendera Inggris Raya yang telah koyak dan hanya dikaitkan dengan peniti.
Sex mulai tenar di seluruh Inggris dan memainkan show-show besar yang tak jarang berujung rusuh. Pada tanggal 3 September 1976, Sex melakukan show pertamanya di luar Inggris. Mereka menjadi opening act untuk chalet du lac disco yang berlangsung di Paris. Tanggal 8 Oktober 1976 The Sex Pistols bergabung dengan label major EMI.
Musik dan citra The Sex Pistols membuat mereka menjadi pusat perhatian nasional. Pada tanggal 1 Desember 1976, anggota The Sex Pistols kembali berulah. Mereka mendapat kesempatan untuk tampil di TV dalam acara Today yang disiarkan di Thames Television. Bukannya tampil sebagai “anak baik-baik” Johnny Rotten sang vokalis justru mengeluarkan kata-kata kotor sepanjang acara yang disiarkan langsung. Aksi kontroversial ini membuat The Sex Pistols menjadi sorotan media. Surat kabar dan tabloid menempatkan The Sex Pistols sebagai berita utama. Daily Mirror menulis Headline “The Filth and The Fury!”, Daily Express menulis “Fury at Filthy TV Chat” dan Daily Telegraph menulis “4-Letter Words Rock TV”.
Skandal Thames TV dan Headline Koran membuat Sex menjadi semakin terkenal dan menguatkan citra mereka sebagai ikon Punk Inggris. Satu episode acara Today telah menyebabkan punk yang semula adalah fenomena orang pinggiran kini telah masuk ke jalur mainstream. Acara tersebut secara tidak langsung merupakan promosi yang sangat baik bagi sex dalam melancarkan serangan punk mereka. Dengan keberhasilan dan ketenaran yang semakin bertambah, The Sex Pistols kemudian merencanakan Anarchy tour of the U.K. yang dibantu oleh the Clash dan The Heartbrakers. Dari dua puluh konser yang direncanakan hanya tujuh yang dapat terlaksana.
Pada bulan Februari 1977, Glenn Matlock dikeluarkan dari The Sex Pistols dengan alasan “kurang Punk Rock”. Beberapa tahun kemudian Steve Jones memberi penjelasan tentang alasan dikeluarkannya Matlock “ Dia adalah penulis lagu yang hebat tapi dia tidak terlihat seperti seorang sex pistol dan dia selalu membersihkan kakinya. Lagipula ibunya tidak suka dengan lagu yang kita mainkan.” Matlock digantikan oleh seorang penggemar fanatik Sex Pistols Simon John Richie atau yang lebih dikenal dengan Sid Vicious.
27 Maret 1977, The Sex Pistols merilis single God Save the Queen. Sebuah serangan yang ditujukan pada keluarga kerajaan dengan menyebut mereka Rezim Fasis. Lagu ini memiliki “racun” dengan dosis yang lebih tinggi dibanding Anarchy ini the U.K. Terdapat penggalan lirik seperti "God save the queen/She ain't no human being/And there's no future/In England's dreaming". Perilisan God save the Queen sengaja diatur bertepatan dengan perayaan Silver Jubilee (perayaan ulang tahun Ratu Elizabeth II yang ke-25 yang menjadi perayaan nasional). Pada minggu awal Silver Jubilee, God Save The Queen telah terjual sebanyak 150.000 copy. Sebuah kesuksesan besar bagi band yang bukan pop seperti The sex Pistols. Pada puncak perayaan Silver Jubilee yang jatuh pada tanggal 7 Juni 1977, The Sex Pistols melakukan aksi provokatif. Mereka berusaha menginterupsi perayaan Silver Jubilee dengan tampil membawakan God Save The Queen di atas perahu yang melintasi sungai Thames. Polisi pun segera bertindak dengan menghentikan penanampilan Sex Pistols. Kapal mereka digiring menuju dok. Aksi polisi ini memicu perlawanan dari para penggemar fanatik yang berada di pinggiran sungai. Kerusuhan pun tak terelakkan. Kekacauan ini berujung pada penangkapan orang-orang yang terkait dengan Sex Pistols seperti manajer Malcolm McLaren, perancang busana Vivienne Westwood dan seniman Jamie Raid. Single God Save The Queen berhasil menduduki peringkat dua dalam U.K. Pop Chart. Berada satu peringkat di bawah lagu Rod Steward. Banyak yang berpendapat bahwa sebenarnya God Save The Queen berada di peringkat pertama tetapi diatur sedemikian rupa demi alasan politik.
Pada musim semi 1977, tiga personil asli The Sex Pistols semakin intensif menggarap album pertama mereka. Semula proyek album ini akan diberi judul God Save Sex Pistols tapi kemudian berubah menjadi Never Mind The Bollocks, Here’s The Sex Pistols. Mantan personil Sex Glenn Matlock dipanggil untuk menggantikan sementara posisi Sid Vicious yang terkena hepatitis. Album ini berisi lagu-lagu antara lain Holiday in the Sun, Pretty Vacant. Termasuk juga dua single terdahulu yaitu Anarchy in the U.K. dan God Save the Queen.
Bulan Januari 1978 Sex Pistols melakukan tur ke Amerika Serikat. Ini menjadi saat-saat terakhir kelangsungan Sex Pistols. Setelah menjalani tur para personilnya berpisah. Cook dan Jones pergi berlibur ke Rio de Jeneiro sedangkan Vicious berkelana di Los Angeles bersama sahabatnya. Belakangan Johnny Rotten mengeluarkan pernyataan” Sex Pistols meninggalkan saya tanpa tiket dan tanpa kamar hotel”. Johnny pergi ke New York dan mengumumkan bahwa Sex Pistols telah bubar dalam wawancara dengan sebuah surat kabar. The Sex Pistols akhirnya resmi dinyatakan bubar. Johnny Rotten kemudian membentuk band Public Image Ltd, Sid vicious menjadi seorang solois dengan Nancy Spungen sang kekasih sebagai manajer. Sid tewas pada tanggal 1 Februari 1979 di usia 21 tahun akibat overdosis heroin. Pada tahun 1996, keempat personil asli the Sex Pistols yakni Johnny Rotten, Steve Jones, Glenn Matlock dan Paul Cook melakukan reuni dengan tampil pada Filthy Lucre Tour.
Semangat bermusik dan etos punk The Sex Pistols menjadi panutan para musisi punk generasi berikutnya. Mereka dianggap band yang paling memiliki attitude Punk dan menjadi ikon terbesar music punk sepanjang masa.
Punk Revival
Musik punk dianggap “mati muda” karena para pencetusnya hanya aktif beberapa tahun setelah masa keemasan punk. Band punk gelombang kedua seperti The Avanger dan Negative Trend di Amerika serta The Clash dan Pink Flag di Inggris tidak bisa menyaingi kesuksesan yang dicapai para pendahulu mereka. Meskipun punk telah bertransformasi menjadi beberapa sub-genre baru. Awal tahun 90an bermunculan band-band Rock Alternatif yang masih menunjukan pengaruh punk dalam musik mereka. Kesuksesan punk kembali muncul ketika dua band punk asal California Green Day dan Bad Religion bergabung dengan major label. Setahun kemudian Green Day merilis Dookie yang sukses dan terjual delapan juta copy dalam waktu dua tahun. Album Stranger tahan fiction dari Bad Religion pun meraih kesuksesan yang besar. Kebangkitan punk ini ikut diramaikan oleh karya-karya seperti Let’s Go dari Rancid, Punk in Drublic dari NOFX serta Smash milik The Offspring.
Di tahun 1998, band pop punk Blink 182 merilis Enema Of The State yang berhasil menduduki billboard Top Ten dan terjual empat juta copy dalam setahun. Keberhasilan Blink disusul oleh band-band pop-punk lainnya seperti Good Charlotte, Simple Plan, Yellow Card, Fall Out Boy dan Sum 41 yang juga meraih sukses di Amerika dan dunia internasional.
0 comments:
Posting Komentar